Tuesday, April 29, 2008

All English Final Di Liga Champions


rofi Liga Champions 2007-08 dipastikan jadi milik klub asal Inggris setelah Manchester United menundukkan Barcelona 1-0 pada leg kedua semifinal yang dimainkan di Old Trafford, Rabu dinihari ini. MU melangkah dengan aggregate 1-0 lewat gol tunggal Paul Scholes.

Hasil tipis tersebut cukup bagi MU mengantongi satu tiket final di Moskow, Rusia, pada 21 Mei. MU yang juga berpeluang menjuarai Liga Premier kini tinggal menunggu calon lawan: Chelsea atau Liverpool yang akan ditentukan dari leg kedua di Stamford Bridge, dinihari besok. Raihan ini menjadi final pertama MU sejak tampil juara pada 1999.

MU yang menahan imbang 0-0 pada laga pertama ganti menjamu Barcelona. Benar saja, Wayne Rooney (panggul) dan Nemanja Vidic (bibir sobek) tidak terdapat dalam line-up. Yang mengejutkan, Sir Alex Ferguson memasukkan nama Luis Nani sebagai starter. Sementara itu bos Barcelona, Frank Rijkaard menampilkan susunan pemain terbaiknya.

MU harus menang dan tidak bisa menunggu. Barcelona pun demikian, Los Blaugrana sadar harus mencetak gol terlebih dahulu untuk memberi tekanan ke kubu tuan rumah. Kick-off bergulir, Barcelona dengan Lionel Messi menguasai alur bola. Namun MU dengan menanti gebrakan. Menit ke-14 publik Old Trafford bersorak gembira. Menerima bola dari kesalahan Gianluca Zambrotta, Scholes melepaskan tembakan setengah voli dari jarak sekitar 27 meter. Bola meluncur deras mengoyak gawang tanpa sanggup dihentikan Victor Valdes. MU memimpin 1-0.

Tim tamu merespon. Menit ke-19 penterasi Lionel Messi dan diteruskan dengan tendangan kaki kiri berhasil diselamatkan Edwin van der Sar dengan brilian. Pertarungan menjadi menarik dan tempo lebih berkembang setelah MU unggul. Memasuki setengah jam pertandingan, Barcelona mulai mengambil dominasi permainan. Deco dua kali mengancam namun tendangannya belum ada yang menemui sasaran. Serangan yang dibangun Andres Iniesta di menit ke-37 membuat Van der Sar berjibaku.

Di babak kedua MU menggebrak dengan serangan yang digadang duo Portugal. Nani yang bergerak masuk menyontek umpan tarik Ronaldo namun bola diblok Eric Abidal. Klaim handball di dalam kotak penalti kubu MU diacuhkan wasit Hebert Fandel. Tiga menit kemudian, atau menit ke-57 tendangan Tevez yang sebelumnya bekerjasama satu-dua dengan Ronaldo berhasil diblok Valdes. Sedangkan kerjasama serupa Deco dan Messi dimentahkan Brown dua menit kemudian.

Barcelona yang tertinggal menaikkan tempo tekanan. MU lebih banyak menumpuk di pertahanannya sendiri. Rijkaard memasukkan Thierry Henry dan beberapa menit kemudian Bojan Krkic yang menggantikan Samuel Eto’o yang tampil tidak efektif. Masuknya dua penyerang itu membuat serangan Barcelona lebih tajam.

Henry misalnya, memaksa Van der Sar menjatuhkan badan untuk mengantisipasi tendangan melengkung pada menit ke-81. Sedangkan sebelumnya Ferguson menarik keluar pahlawan kemenangan, Scholes. Upaya keras Barcelona sia-sia. Rio Ferdinand yang menjabat ban kapten dan pemegang komando pertahanan mampu meredam dengan tenang. Sampai peluit akhir berbunyi MU mempertahankan kedunggulan 1-0.

Susunan pemain:
Man Utd: Van der Sar; Hargreaves, Ferdinand, Brown, Evra (Silvestre 90); Scholes (Fletcher 76), Carrick (kk), Ji-Sung, Nani (Giggs 76); Ronaldo (kk); Tevez.
Barcelona: Valdes; Zambrotta (kk), Puyol, Milito, Abidal; Toure Yaya (kk) (Gudjohnsen 88), Xavi, Deco (kk); Iniesta (Henry 60), Eto'o (Bojan 72), Messi.
Wasit: Herbert Fandel (Jerman).

Fergie : Scholes Dkk Fantastis


Ketegangan mewarnai wajah Sir Alex Ferguson menjelang leg kedua semifinal Liga Champions di Old Trafford, Rabu dinihari—WIB. Barulah seusai wasit Herbert Fandel meniup peluit panjang tanda usainya partai Manchester United versus Barcelona, tersembul senyum puas dari wajah Ferguson.

Itulah gambaran betap gembiranya manajer MU itu setelah tim besutannya memastikan tampil dalam partai final Liga Champions 2007-08 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia. Gol tunggal dari tendangan keras Paul Scholes mengantar MU ke final untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

Di final MU akan berhadapan dengan sesama klub Inggris, antara Chelsea atau Liverpool yang akan memainkan partai penentuan pada Kamis dinihari (WIB) nanti. Berarti dipastikan gelar kembali mendarat di daratan Inggris setelah terbang empat tahun, yang terakhir diboyong Liverpool pada 2004. Untuk pertama kalinya dalam sejarah all-English final tercipta di Liga Champions.

Tak pelak pujian pun dialamatkan pada mantan gelandang Timnas Inggris berusia 33 tahun. Ferguson menjanjikan Scholes pasti akan tampil pada partai yang digelar 21 Mei nanti. Scholes pada final 1999 hanya bisa menyaksikan rekan-rekannya bertarung di lapangan ketika menundukkan Bayern Muenchen.

“Dia (Scholes) salah satu pemain terhebat dan ia menunjukkan kapasitasnya malam ini (waktu setempat),” puji Ferguson, seperti dikutip BBC. Namun manajer gaek asal Skotlandia itu juga menyanjung anak asuhnya yang lain, termasuk dukungan fantastis fans MU di Theatre of Dreams. “Saya sangat senang dengan (pemain) yang lain. Perasaan yang luar biasa. Klub ini memang pantas tampil di final.”

Secara keseluruhan MU yang tampil tanpa Wayne Rooney dan Nemanja Vidic, berada dalam kondisi tertekan sepanjang pertandingan. Barcelona mendominasi mutlak ball-possession. Tekanan bertubi-tubi mendera pertahanan MU namun Rio Ferdinand mampu mengkomandoi rekan-rekan untuk meredam. Praktis tidak terlalu banyak peluang bagus yang diperoleh Lionel Messi dkk.

Ferdinand menjadi salah satu di antara beberapa pemain MU yang bermain bagus. Wes Brown yang jadi partner Ferdinand di posisi palang pintu juga mampu menggantikan peran Vidic dengan sempurna. Patrice Evra bermain lugas. Park Ji-Sung tampil penuh determinasi tampil menyerang atau membantu lini pertahanan. Cristiano Ronaldo tampil di bawah form karena mendapat pengawalan ketat, sedangkan Carlos Tevez tampil tanpa lelah di depan tanpa Rooney.

“Kami terpaksa bertahan karena Barcelona tampil menekan. Anak-anak bermain disiplin dan seorang pemain hebat (Scholes) mencetak gol fantastis yang membuat kami melangkah—ke final. Tidak peduli siapa lawan kami, karena kami akan siap,” tandasnya. Terang saja, karena Ferguson tahu betul kekuatan Chelsea ataupun Liverpool.

Monday, April 14, 2008

Asa 26 April 2008


Manchester United di ambang juara Liga Premier Inggris 2007-08. Kemenangan dari Arsenal memukul salah satu rival berat. Skor pertandingan di Old Trafford, Minggu (13/04), berakhir 2-1 bagi tuan rumah dan mengubur harapan The Gunners. Walau secara matematis masih mungkin mengejar, tapi defisit sembilan poin dengan empat pertandingan sisa sangat berat rasanya bagi pasukan Arsene Wenger mengejar ketinggalan.

Sehari kemudian atau tepatnya dinihari tadi (WIB) kabar gembira dipetik kubu The Red Devils. Pasalnya satu saingan berat lainnya, Chelsea diluar perkiraan ditahan Wigan Atheltic. Di Stamford Bridge, The Blues harus puas mendulang satu poin setelah bermain imbang 1-1 dengan lawan yang menargetkan ‘hanya’ lolos dari jerat degradasi.

Kesempatan memangkas selisih poin kembali ke angka tiga dibuang percuma John Terry dkk. Gol Michael Essien tidak mampu diamankan sampai detik akhir pertandingan. Dan Emile Heskey menampar publik Stamford Bridge lewat golnya di masa injury time. Semakin mulus saja jalan MU jadi juara dua kali berturut-turut atau gelar juara liga terelite Inggris untuk ke-17 kalinya.

Terlepas kemungkinan mengawinkan juara liga domestik dengan Liga Champions, Sir Alex Feguson optimis trofi Liga Premier bisa dipertahankan. Bahkan bos MU itu memiliki ambisi tersendiri yang makin menambah satir rival-rivalnya. Satu terhadap Arsenal sudah. Kini giliran Chelsea. Ferguson ingin MU memastikan kampiun di Stamford Bridge, setelah duel langsung dengan The Blues pada 26 April.

“Saya telah katakan (kepada Ryan Giggs dkk) sebelum menghadapi Arsenal bahwa jika meraih tiga kemenangan di depan berarti merengkuh gelar,” kata Ferguson seperti dilansir www.manutd.com. “Saya yakin kemenangan dari Blackburn dan Chelsea, dan dengan keunggulan selisih gol, kami akan tampil juara.”

Dengan hasil imbang Chelsea versus Wigan maka—tanpa mengecilkan Arsenal—Ferguson semakin mudah saja mewujudkan ambisi terselubung. Betapa perih Chelsea jika kandang mereka dijadikan para punggawa Setan Merah berjingkrak ria mengangkat dan mencium trofi.

Selisih poin MU dan Chelsea kini lima. Berarti klub London barat itu harus mati-matian sudah harus bangkit untuk meraih kemenangan di Goodison Park—kandang Everton, Kamis (17/04) atau Jumat dinihari—WIB. Hanya bermain imbang dengan Everton maka keuntungan lebih dipegang MU yang baru akan menjalani partai ke-35 ke kandang Blackburn pada Sabtu (19/04). Di pertemuan pertama, The Toffees mampu menahan imbang Chelsea 1-1. Catat juga, MU yang dua partai terkahir menghadapi West Ham United dan Wigan memiliki keunggulan mutlak selisih gol. MU plus-54, berbanding Chelsea yang plus-35. Mampukah MU menambah perih Chelsea?

Jadwal partai MU dan Chelsea:
Man United:
19 April, Blackburn (A)
26 April, Chelsea (A)
03 Mei, West Ham (H)
11 Mei, Wigan (A)
Chelsea:
17 April, Everton (A)
26 April, Man United (H)
05 Mei, Newcastle United (A)
11 Mei, Bolton (H)

Sunday, April 13, 2008

MU Tutup Peluang Arsenal


Tiga musim tanpa satu gelar pun. Itulah nasib Arsenal dan Arsene Wenger. Secara matematis, kekalahan 1-2 (0-0) saat bertandang ke Old Trafford, kandang seteru abadi, Manchester United, Minggu (13/4), memang tidak serta merta menutup peluang The Gunners meraih gelar premiership di musim ini. Tapi, dengan empat partai tersisa dan tertinggal sembilan poin, nyaris mustahil bagi Francesc Fabregas dkk untuk menyamai atau bahkan melampaui perolehan nilai MU.

Wenger pantas mengutuk ‘ketidakbecusan’ Emmanuel Adebayor yang gagal mencetal gol meski telah berada dalam posisi yang sangat bebas untuk menjebol gawang Edwin van der Sar. Wenger pun pantas meratapi nasib timnya yang dijauhi dewi fortuna. Pasalnya, dalam laga penentuan ini, Arsenal boleh dibilang unggul peluang dari MU di sepanjang babak pertama sampai awal babak kedua.

Melayani tantangan Arsenal, Sir Alex Ferguson, seperti diperkirakan sebelumnya, memasang formasi striker tunggal plus lima gelandang. Park Ji-Sung yang tampil gemilang saat partai lawan Roma kembali diberi kesempatan sebagai starter. Di lain pihak, Wenger yang kehilangan Flamini mengubah formasi di lini belakang dengan memainkan Alexander Song Billong.

Unggul ball possession, Fabregas dkk berkali-kali mampu mengancam gawang MU. Di menit ke-13, misalnya, tendangan Adebayor meneruskan sodoran Emmanuel Eboue masih dapat diblok Rio Ferdinand. MU membalas lewat sundulan Ji-Sung yang masih melebar. Adebayor kembali mendapat peluang emas. Setelah melakukan kerja sama satu-dua dengan Fabregas, tendangannya masih tepat dalam pelukan Van der Sar.

Peluang terbaik bagi Arsenal dan Adebayor didapat di menit ke-33. Lewat akselerasi Aleksander Hleb, Adebayor berada dalam posisi satu lawan satu dengan Van der Sar. Sayang, peluang 99 persen gol itu melayang ketika tembakan striker Timnas Togo itu justru sangat lemah dan kembali mendarat di pangkuan Van der Sar. Sampai jeda kedudukan masih tetap 0-0.

Baru dua menit setelah Howard Webb meniup peluit kick-off babak kedua, Adebayor membalas lunas kesalahannya di babak pertama. Melihat pergerakan Van Persie di sayap kiri, Adebayor berkelit di antara penjagaan Ferdinand dan Michael Carrick. Umpan silang Van Persie disambutnya dengan sundulan yang tak mampu diselamatkan Van der Sar. Gol ke-26 bagi Adebayor di semua kompetisi. 1-0 untuk Arsenal.

MU tersengat. Tapi, justru semenit kemudian, gawang Van der Sar nyaris kebobolan akibat ‘ulah’ Ferdinand yang bermaksud menghalau bola Adebayor. Beruntung Van der Sar dengan gemilang mentip bola. Upaya anak-anak Ferguson membuahkan hasil di menit ke-54 lewat tendangan penalti dua kali yang dilakukan Ronaldo. Hadiah penalti diberikan wasit Webb yang melihat kapten Arsenal, William Gallas menyentuh bola dengan tangannya. 1-1.

Guna menambah daya dobrak tim, Ferguson melakukan dua pergantian pemain sekaligus, menarik Paul Scholes dan Ji-Sung dengan menurunkan Carlos Tevez dan Anderson. MU mulai menguasai jalannya permainan. Wenger membalas taktik Ferguson dengan menurunkan Theo Walcott. Tendangan Tevez dari jarak 27 meter tipis melebar dari gawang Jens Lehmann.

Suasana di Old Trafford gegap gempita ketika MU berbalik unggul 2-1 di menit ke-72 lewat tendangan bebas Owen Hargreaves dari jarak 22 meter. Diyakini, para pemain Arsenal menduga tendangan bebas itu bakal diambil Ronaldo. Alhasil, pagar betis The Gunners tak banyak bereaksi ketika Hargreaves mengeksekusi bola tersebut.

Di sisa waktu pertandingan, Arsenal berupaya keras menyamakan kedudukan. Wenger memasukkan si jangkung Nicolas Bendtner. Sayang, dua kali sundulan Bendtner di penghujung pertandingan masih dapat diselamatkan Van der Sar. Skor 2-1 tetap bertahan sampai peluit akhir berbunyi.

Berbekal tambahan tiga poin, jalan bagi MU untuk mempertahankan gelar Liga Premier semakin terbuka. Dengan unggul enam angka dari Chelsea yang baru akan bertanding Senin besok, partai antara kedua tim di Stamford Bridge, 26 April mendatang bakal jadi partai final premiership di musim ini.

Susunan Pemain:
MU:
Van der Sar, Brown (KK), Ferdinand, Pique, Evra, Ronaldo, Carrick (KK), Hargreaves (Giggs), Scholes (Anderson), Park (Tevez), Rooney.
Arsenal:
Lehmann (KK), Toure (Hoyte, KK), Gallas (KK), Song Billong, Clichy, Eboue (Walcott), Fabregas, Gilberto Silva, Hleb (KK), Van Persie (KK, Bendtner), Adebayor (KK).
Wasit: Howard Webb

Wednesday, April 9, 2008

MU Melaju Mulus


Manchester United sekali lagi mampu meredam dendam AS Roma. Setelah pada leg pertama perempatfinal takluk 0-2, Roma takluk dipukul MU 0-1 di Old Trafford, Kamis dinihari—WIB. Peluang emas Giallorossi mengejar ketinggalan dari hadiah penalti gagal dieksekusi sempurna Daniele De Rossi.

Roma yang sadar harus menebus gol mengawali leg kedua dengan semangat juang tinggi. Sementara Sir Alex Ferguson banyak menimpan taring utama di barisan penyerang. Yang cukup mengejutkan justru tampilnya Rio Ferdinand dalam starting eleven setelah dikabarkan cedera. MU membuka peluang melalui Park Ji-Sung dan Owen Hargreaves.

Roma yang tanpa Francesco Totti meningkatkan tekanan. Mirko Vucinic membuat Edwin van der Sar beraksi beberapa menit kemudian. Daya juang anak asuh Luciano Spalletti berbuah kesempatan besar untuk memperkecil ketinggalan pada menit ke-29. Wasit Tom Hennin Ovrebo menunjuk titik putih untuk keuntungan Roma setelah Wes Brown mengganjal Amantino Mancini. Sayang eksekusi De Rossi melayang jauh di atas mistar gawang.

Momentum tekanan dipertahankan Roma di babak kedua. Tiga menit selepas turun minum Marco Cassetti gagal meneruskan bola muntah dari tangkapan Van der Sar saat menahan tembakan keras Vucinic. Menit ke-57 peluang Rodrigo Taddei melalui tendangan dari dalam kotak 16 meter berhasil diblok Mikael Silvestre. Tidak lama kemudian sundulan Juan dari sebuah tendangan penjuru mampu ditangkap Van der Sar.

Pupusnya harapan Italia tiba menit ke-70. Sebuah serangan cepat yang dibangun Tevez dan Hargreaves menjadi gol semata wayang. Crossing manis Hargreaves dari sayap kanan dituntaskan Tevez lewat diving header. MU unggul aggregate 3-0 dan meruntuhkan harapan Roma. Kegembiraan publik Old Trafford menjadi-jadi melihat Gary Neville yang lama dibebat cedera, sejak 17 Maret 2007, untuk pertama kalinya tampil.

Kemenangan itu mambawa MU mengulang pencapaian musim lalu. MU ke semifinal menyusul dua klub Inggris lain, Liverpool dan Chelsea. Dengan demikian peluang terciptanya final sesama wakil Inggris terbuka. Di semifinal MU menantang Barcelona yang menyudahi perlawanan Schalke 04.

Susunan pemain:
Man Utd: Van der Sar; Brown, Pique, Ferdinand, Silvestre; Hargreaves, Park, Carrick (O'Shea 74), Anderson (Neville 81), Giggs (Rooney 74); Tevez.
Roma: Doni; Panucci, Mexes, Juan, Cassetti (Tonetto 56); De Rossi, Pizarro (Giuly 69), Taddei (Esposito 81), Perrotta (kk), Mancini; Vucinic.

Monday, April 7, 2008

Totti Dipastikan Absen Di Old Trafford


AS Roma harus menampilkan sesuatu yang spesial untuk melangkah ke babak semifinal Liga Champions. Maklum saja, Giallorossi tertinggal 0-2 dari Manchester United pada leg pertama yang pahitnya diderita ketika bertanding di depan pendukungnya sendiri di Stadio Olimpico, Roma, pekan lalu.

Tapi, di saat kekuatan sepenuhnya dibutuhkan untuk mengejar ketinggalan di Old Trafford, Rabu atau Kamis dinihari—WIB, Roma kembali tampil timpang. Sama seperti leg pertama, Roma tidak akan diperkuat il capitano sekaligus top skorer klub saat ini Francesco Totti.

Roma yang mengumumkan skuadnya untuk partai versus MU tidak mencantumkan Totti. Absennya sosok yang sangat memberi inspirasi bagi rekan-rekannya yang lain itu tak ayal membuat perjuangan anak-anak gemblengan Luciano Spalletti kian sulit untuk menghadirkan kejutan besar sekaligus melunaskan dendam kekalahan telak 1-7 di tempat dan babak serupa di tahun lalu.

Totti didera cedera paha kiri saat menghadapi Cagliari di pekan ke-31 Serie A Italia, 29 Maret. Er Purpone pada awalnya begitu yakin bisa kembali merumput di Old Trafford. Ini jelas membuat kurang nyaman Luciano Spalletti. Pelatih Roma ini begitu berharap bisa menampilkan penyerang andalnya tersebut.

Tapi, Spalletti sudah bisa menurunkan gelandang serang Simone Perrotta setelah lunas menjalani hukuman akumulasi kartu. Sesal Spalletti, beruntung bagi Sir Alex Ferguson. Manajer MU itu mengaku absennya Totti di leg pertama merupakan salah satu faktor pendukung tim arahannya meraih kemenangan.

Kehadiran kembali Perrotta paling tidak diharapkan bisa mempersolid lini tengah. Dengan determinasinya yang tinggi, Perrotta akan mendukung trequartista Rodrigo Taddei, Mirko Vucinic dan Amantino Mancini. Di sektor vital, Perrotta kemungkinan akan ditemani David Pizarro yang didapuk mengisi posisi Alberto Aquilani yang kebugarannya tidak mencapai 100 persen. Satu punggawa lainnya adalah Daniele De Rossi.

Di lini belakang Spalletti bisa mengusung harapan menurunkan Juan. Bek gaek Italia, Christian Panucci yang menjabat ban kapten di Olimpico kemungkinan akan digeser Juan. Panucci akan dikembalikan ke posisi full-back.

Berikut para pemain yang layak tampil, seperti diuraikan Roma:
Alexander Doni, Gianluca Curci, Carlo Zotti; Vitorino Antunes, Marco Cassetti, Cicinho, Juan, Philippe Mexes, Christian Panucci, Max Tonetto; Alberto Aquilani, Matteo Brighi, Daniele De Rossi, Simone Perrotta, David Pizarro, Amantino Mancini; Mauro Esposito, Mirko Vucinic.

Sunday, April 6, 2008

Alves Hambat Laju MU


Kabar yang sangat dinanti-nantikan Chelsea. Penguasa klasemen sementara sekaligus juara bertahan premiership, Manchester United gagal meraih kemenangan saat bertandang ke Riverside Stadium, dan akhirnya harus puas bermain imbang 2-2 (1-1) dengan tuan rumah Middlesbrough, Minggu, 6 April 2008. Alhasil, selisih MU dan The Blues hanya terpaut tiga poin. Dua gol The Boro diborong penyerang anyarnya, Afonso Alves. Sementara dua gol MU, seperti biasa, dicetak Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.

Dengan tersisa lima pertandingan, dimana MU harus melewati hadangan Arsenal dan Blackburn Rovers dan di lain pihak, Chelsea pun harus melayani tantangan Wigan Athletic dan Everton, pertemuan kedua tim di Stamford Bridge, 26 April mendatang bakal jadi partai penentu siapa yang bakal finish terdepan di akhir musim.

Sir Alex Ferguson pantas harus berpikir keras meracik komposisi lini pertahanannya. Tanpa Nemanja Vidic yang divonis absen dua sampai tiga pekan, duet Rio Ferdinand-John O’Shea dibuat tunggang langgang menghadapi akselerasi duo penyerang yang diturunkan Gareth Southgate, Alves dan Jeremie Aliadere. Ferguson pun pantas cemas ketika Ferdinand harus ditarik ke luar lapangan ketika pertandingan tinggal tersisa 20 menit.

Awalnya, Southgate dan fans The Boro terkejut melihat Ronaldo dengan leluasanya mencetak gol pertama MU ketika babak pertama baru berjalan 10 menit. Namun, perlahan, Boro yang kerap menyulitkan MU dalam pertemuan kedua tim sejak 2002, mulai menggeliat lewat duet Alves-Aliadere yang didukung dua pemain sayap, Stewart Downing di kiri dan Gary O’Neil di kanan.

Sayang, peluang emas yang didapat Aliadere terbuang sia-sia. 10 menit menjelang jeda, upaya Boro membuahkan hasil. Umpan panjang O’Neill disundul Aliadiere dan mengarah ke Alves yang berdiri bebas. Dengan dingin Alves berhasil mengecoh Edwin van der Sar. Skor 1-1 bertahan sampai wasit Mike Riley meniup peluit tanda istirahat tiba.

Di awal babak kedua, Boro tampil lebih trengginas. Tak lama kemudian, Alves membuktikan dirinya pantas jadi pemain termahal setelah mencetak gol keduanya yang prosesnya mirip dengan terjadinya gol pertama. Umpan panjang kapten tim George Boateng tak mampu diantisipasi Wes Brown. Bola kemudian disundul Aliadiere dan, lagi-lagi, mampir di kaki Alves. Tendangan Alves tak mampu dijangkau Van der Sar. 2-1 untuk Boro.

MU tersentak. Tapi, justru Alves yang nyaris membuat hat-trick ketika sundulannya tiga menit kemudian hanya bisa diselamatkan Ferdinand di garis gawang. Sadar akan risiko kekalahan bakal berdampak besar terhadap peluang timnya, Ferguson memasukkan Park Ji-Sung dan Owen Hargreaves. Berkat upaya Ji-Sung, Rooney berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-74.

Di menit-menit akhir pertandingan, MU harus berterima kasih kepada Van der Sar yang melakukan penyelamatan gemilang terhadap aksi Aliadiere dan Tuncay Sanli. Sampai peluit akhir berbunyi, skor tidak berubah, tetap 2-2.

Susunan Pemain:
Middlesbrough:
Schwarzer, Young (KK), Wheater, Pogatetz, Taylor, O'Neil (KK), Boateng (KK), Arca, Downing, Alves (Tuncay), Aliadiere (Johnson).
MU:
Van der Sar, O'Shea (Hargreaves), Ferdinand (Pique), Brown, Evra, Ronaldo, Scholes, Carrick, Giggs, Tevez (Park), Rooney (KK).
Wasit: Mike Riley

Thursday, April 3, 2008

Alasan Minimnya Jatah Main Hargreaves

Betapa getolnya Sir Alex Ferguson memburu Owen Hargreaves. Tanda tangan gelandang Timnas Inggris itu akhirnya berhasil didapat Manchester United setelah Bayern Muenchen ikhlas melepasnya dengan fee 20 juta pound, musim panas lalu. Tapi, setelah jadi bagian The Red Devils ada fenomena yang mengganjal.

Berbanding terbalik dengan begitu panjangnya perjalanan MU untuk memboyongnya ke Old Trafford, peran Hargreaves di klub--yang sedang berjuang memburu gelar juara Liga Premier dan Liga Champions--begitu kecil. Di mata Ferguson, Hargreaves hanya jadi pilihan keempat atau bahkan kelima untuk posisi gelandang tengah. Pada awal musim putusan Ferguson itu masih wajar. Sebab, Hargreaves sedang bergelut dengan cedera lutut. Tapi, belakangan setelah fisiknya pulih, Hargreaves tetap tak mampu meraih tempat reguler.

Dihitung-hitung, akumulasi penampilan sebagai starter Hargreaves berada di bawah Michael Carrick dan Paul Scholes yang juga lama dibekap cedera. Dengan Anderson Oliveira, yang hitungannya masih hijau, saja kuantitas bermainnya masih kalah. Anderson 15 kali, Hargreaves 14 kali. Itu di liga. Belum lagi jika Darren Fletcher berada dalam kondisi yang fit.
Di Liga Champions, Hargreaves hanya tampil sekali sebagai starter dari sembilan partai MU.

Spekulasi berhembus Ferguson tidak puas dengan performanya. Tapi yang mencengangkan adalah klaim yang dikeluarkan The Times Online. Menurut media massa berbasis di Inggris, kebijakan manajer MU itu berupa bentuk hukuman akibat tindak indisipliner pemain kelahiran Kanada tersebut. Ferguson dikenal kaku dan tegas serta tidak bisa menerima pemain yang tidak bisa mengatur waktu. Nah, Hargreaves di beberapa latihan ataupun di pertemuan tim kerapkali datang terlambat. Jadilah Ferguson geram.

Pertama kali mendengarnya tidak masuk akal. Hargreavese dianggap pemain dengan reputasi tinggi urusan profesionalitas. Daya juang serta keuletannya di lapangan membuat banyak pihak yakin sewaktu-waktu ban kapten The Three Lions akan tersemat di lengannya. Tapi sumber di Old Trafford membocorkan mengapa Ferguson tidak terlalu antusias menurunkan Hargreaves. Ia terakhir terlambat hadir di bandara, Senin (31/03) waktu setempat, untuk terbang bersama ke Italia karena dijadwalkan berhadapan dengan AS Roma di leg pertama perempatfinal Liga Champions.

Alhasil, Hargreaves terlempar dari starting eleven, meski pada awalnya Ferguson berniat memaksimalkan pengalamannya sewaktu di Bayern. Tapi masuk di babak kedua penampilannya impresif dan manajer Ferguson menyatakan penyesalan tidak memasukannya lebih awal. Menurut sumber yang sama, Ferguson yakin pada mentalitas dan kemampuan Hargreaves. Bagi Ferguson, keputusan itu hanya bentuk pelajaran yang nantinya diharapkan dapat dipetik Hargreaves sebagai bekal di masa depan.

Uniknya, performa Michael Carrick juga sedang bagus-bagusnya. Kondisi ini jadi ajang kesempatan bagi Hargreaves untuk menyamai level permainan rekannya di timnas itu atau bahkan melampauinya. Seorang sumber lain menyebut: “Mungkin hanya terlambat 20 detik saja, tetap saja itungannya telat dan manajer (Ferguson) tidak suka itu. Ia (Hargreaves) harus membayar konsekuensinya. Sekarang ini ibarat proses pembelajaran dan ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi.”



Wednesday, April 2, 2008

Vidic Terancam Absen Sampai Akhir Musim


Manchester United mendapatkan pukulan beruntun. Di tengah-tengah kabar manajer tim, Sir Alex Ferguson dan asistennya, Carlos Queiroz, dituntut Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) terkait pernyataan kerasnya terhadap wasit Martin Atkinson seusai laga perempat final FA Cup di Old Trafford, 8 Maret lalu (Baca: FA Tuntut Duo Arsitek MU) kini datang kabar yang tentunya lebih buruk dan mencemaskan: pemain kunci di lini belakang, Nemanja Vidic, terancam absen sampai akhir musim.

Vidic mengalami cedera lutut saat MU bertandang ke Olimpico, markasnya AS Roma, di leg pertama babak perempat final Liga Champions, Selasa (2/14) lalu. Ketika babak pertama baru berjalan 31 menit, dalam duel udara dengan striker Giallorossi, Mirko Vucinic, Vidic mengerang kesakitan sambil memegang lututnya akibat posisi jatuh yang tidak sempurna. Vidic pun ditarik ke luar lapangan.

Dalam pemeriksaan pertama yang dilakukan di salah satu rumah sakit di Manchester belum dapat diketahui seberapa parah cedera yang diderita Vidic. Meski demikian, kubu MU cemas. Sebab, untuk berjalan pun Vidic masih susah dan harus dibantu dengan tongkat. Bek andalan Timnas Serbia berusia 26 tahun itu pun diyakini waswas dengan cederanya itu.

“Nemanja datang ke tempat latihan kemarin pagi (Rabu). Tapi, jelas ia sangat sulit untuk berjalan. Lututnya terpelintir. Wajahnya pun tegang seusai menjalani scan pertama,” kata seorang sumber seperti yang dikutip Daily Mail. Guna mengetahui detail lebih lanjut terkait cedera lutut yang diderita Vidic, tim medis MU bakal melakukan pemeriksaan atau scanning tahap kedua yang rencananya berlangsung pada hari Kamis ini.

Andaikata dipastikan Vidic bakal absen sampai akhir musim, tentunya hal ini merupakan pukulan teramat berat bagi Ferguson dan pasukannya. Di musim lalu pun, kegagalan MU di kandang AC Milan sedikit banyak disebabkan begitu banyaknya pemain inti yang mengalami cedera.

Sepanjang musim ini, kesuksesan MU memimpin puncak klasemen Liga Premier dan melaju ke babak perempat final Liga Champions adalah solidnya lini pertahanan yang dikoordinir Rio Ferdinand dan Vidic.

“Sejauh ini, kontribusi Vida bagi tim, fantastis. Tentu kami berharap ia bisa kembali fit. Tapi, jika ia benar-benar absen, kami masih mem,punyai sejumlah pemain yang dapat menutupi kekosongan yang ditinggalkannya,” tegas Ferdinand seperti yang dikutip The Sun.

Dalam laga lawan pasukan Luciano Spalletti Selasa malam lalu, Ferguson memainkan pemain serbabisa asal Republik Irlandia, John O’Shea, untuk menggantikan Vidic. Kabar baik bagi Ferguson, performa duet Ferdinand-O’Shea boleh dibilang relatif solid.

Ukuran Gaji : Ronaldo Di Urutan Kedelapan


Pengumuman Pemain Terbaik Dunia 2008 atau FIFA World Player of the Year baru akan diumumkan di penghujung tahun. Tapi untuk urusan prediksi pantaslah jika untuk saat ini di posisi terdepan kandidat peraih gelar bergengsi berada nama Cristiano Ronaldo. Performa bintang Portugal/Manchester United itu nyata terangnya.

Kiprahnya bersama MU bisa diibaratkan oleh peraih gelar tahun lalu, yakni bintang Brasil/AC Milan, Kaka. Skill, kontribusi sementara terhadap tim dan ketajaman setali tiga uang. Tapi untuk urusan gaji sangat timpang. Kaka memimpin di urutan pertama, sedangkan Ronaldo hanya menempati urutan kedelapan.

Seperti dilansir Goal, Kaka ditaksir mengantongi bayaran sebesar 143,438 pound atau 2,6 miliar rupiah per pekan. Atau, jika dihitung per tahunnya hampir menyentuh angka 7,5 juta pound (Rp 136,5 miliar). Di tempat kedua ditempati kompatriot Kaka yang menimba uang di Barcelona, Ronaldinho. Jumlah yang dikantongi Ronaldinho hanya terpaut tipis dengan Kaka.

Di luar dugaan adalah Ronaldo yang musim ini sudah menjaringkan 36 gol untuk The Red Devils. Di posisi kedelapan, pendapatan Ronaldo kurang 20 ribu pound (Rp 364 juta) dari yang didapat Kaka per pekannya. Tapi jika Ronaldo bersedia bergabung dengan Real Madrid mungkin nilai gajinya akan membengkak secara signifikan.

Dari 50 nama, yang juga cukup mengagetkan terdapatnya nama Sol Campbell (Inggris/Portsmouth) di posisi ke-15. Campbell jauh berada di atas David Beckham yang berada di urutan ke-44. Bintang Inggris yang bermain di Los Angeles Galaxy itu menerima gaji 71 ribu pound (Rp 1,3 miliar). Tapi gaji Beckham sangat mungkin naik lagi karena memiliki klausul khusus dalam kontraknya.

Uniknya, dari 50 nama tidak ada seorang pemain Arsenal. Sedangkan Chelsea menjadi klub paling royal. Buktinya empat pemainnya masuk ke dalam 10 besar.

Berikut daftar 10 besar pemain dengan gaji termahal:

1. Ricardo Kaka (AC Milan)
2. Ronaldinho (Barcelona)
3. Frank Lampard (Chelsea)
4. John Terry (Chelsea)
5. Fernando Torres (Liverpool)
6. Andriy Shevchenko (Chelsea)
7. Michael Ballack (Chelsea)
8. Cristiano Ronaldo (Manchester United)
9. Thierry Henry (Barcelona)
10. Steven Gerrard (Liverpool)

Fergie Bicara Keberuntungan dan Arogansi


Manjer Manchester United, Sir Alex Ferguson tidak ingin melebih-lebihkan kemenangan 2-0 anak asuhnya atas AS Roma dalam leg pertama perempatfinal Liga Champions, Rabu dinihari (WIB) tadi. Ia tanpa ragu menyebut kemenangan di Stadio Olimpico tidak terlepas dari dewi fortuna atau berbau keberuntungan.

The Red Devils pada pertandingan itu sangat terbantu dengan absennya Francesco Totti yang dibekap cedera paha. Handicap Roma juga ditambah dengan absennya Juan di sektor belakang yang juga mengalami cedera serta gelandang serang enerjik Simone Perrotta yang menjalani hukuman akumulasi kartu.

Keuntungan dari absennya trio pilar itu—terutama tanpa il capitano Totti—diakui Ferguson. “Kami pikir mereka seperti kehilangan visi dan umpan-umpan terobosan yang terukur dari seorang Totti. Selain itu dia juga sosok yang bisa memberi inspirasi. Itu (absennya Totti) membuat mereka mengalami ketimpangan besar,” ujar Ferguson kepada Sky Italia.

Mirko Vucinic tidak mampu mengisi peran yang ditinggalkan Totti. Walau posisi mainnya sama tapi tipikal keduanya berbeda. Dengan Vucinic di depan, Luciano Spalletti—pelatih Giallorossi—mau tidak mau mengubah pakem permainan. Pola serangan Roma jadi lebih mengandalkan bola-bola panjang ataupun serbuan langsung atau istilahnya direct play.

Belum lagi serangan sayap yang begitu tajam khas Roma lewat duo Brasil, Amantino Mancini dan Rodrigo Taddei, mendapat perhatian serius. Buktinya, Ferguson lebih memilih Park Ji-Sung ketimbang Ryan Giggs. Alasan usia dan kecepatan dalam membantu pertahanan dikedepankan manajer veteran tersebut.

Adu strategi antara Spalletti dan Ferguson memang menarik. Tanpa mengecilkan Spaletti, jam terbang Ferguson pastinya lebih tinggi. Juga terlihat dari kejeliannya membalik posisi Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney. Namun bukan berarti kemenangan di leg pertama membuat pongah Ferguson yang menurutnya titik balik permainan ada pada gol pertama MU yang dicetak indah melalui sundulan Ronaldo.

“Setelah babak pertama kami cukup beruntung. Roma memiliki sekian peluang bagus dan mereka menghamburkannya. Momen penentu jelas gol Rooney—yang berbau keberuntungan. Setelah itu pertandingan menjadi milik kami,” paparnya. “Di titik ini kami bermain bagus. Tapi, dalam kacamata saya tidak ada yang pasti. Anda harus menyelesaikan pertandingan dengan kemenangan (dalam hal ini kemenangan aggregate) baru bisa melanjutkan ke fokus berikut.”

Leg kedua Roma ganti bertandang ke Old Trafford. Tepatnya pada Rabu, 9 April, atau Kamis dinihari—WIB. Jika MU bisa mengamankan keunggulannya maka di semifinal pasukan MU akan berhadapan dengan pemenang antara Barcelona versus Schalke 04. Leg pertama di kandang Schalke, Barcelona memimpin 1-0.

Modal Manis MU Menuju Empat Besar


Tidak ada balas dendam AS Roma. Yang ada luka yang ditusukkan Manchester United semakin perih bagi Roma. Pada leg pertama perempat final Liga Champions di Stadio Olimpico, Rabu dinihari (WIB), Roma dibungkam MU 0-2. Tidak hanya kegagakan membalskan dendam, peluang Roma melaju ke babak selanjutnya juga semakin tipis.

Giallorossi tampil tanpa Francesco Totti, Simone Perrotta dan Juan. Sedangkan sejumlah pemain MU yang dikabarkan mengalami masalah cedera ternyata main. Di antaranya ada Edwin van der Sar dan Patrice Evra. Sedangkan Ryan Giggs dan Carlos Tevez ditempatkan di bangku cadangan.

Di awal babak pertama kedua kesebelasan masih bermain hati-hati. MU lebih banyak menguasai bola namun memainkannya lebih banyak di daerahnya sendiri. Bos MU, Sir Alex Ferguson di luar dugaan menempatkan Ronaldo di posisi penyerang tengah. Sementara Wayne Rooney bermain melebar kiri luar.

Roma yang bermain cepat dengan serbuan direct ball memulai ancaman melalui tendangan spekulasi Mirko Vucinic yang melesat jauh di atas gawang di menit ke-28. Ferguson terpaksa menarik keluar Nemanja Vidic karena cedera pada lutut dua menit kemudian. Bola banyak berkutat di tengah karena sengitnya pertarungan memperebutkan lini vital.

Tujuh menit sebelum turun minum atau menit ke-38 pendukung Roma bungkam. Serangan kerjasama Rooney dan Scholes diteruskan gelandang veteran itu dengan umpan silang. Sambil berlari bola disambut Ronaldo dengan sebuah sundulan. Bola deras ke sisi kanan dan tidak mampu di antisipasi Alexander Doni. 1-0 MU memimpin. Roma berusaha membalas. Vucinic membuang peluang dua menit kemudian. Determinasinya di sisi kiri kotak penalti gagal menemui hasil. Sepakannya ke tiang jauh terlalu melebar.

Tertinggal, Roma menaikkan tekanan begitu babak kedua dimulai. Kedua bek sayap, Max Tonetto di kiri dan Marco Cassetti di kanan, lebih aktif ikut naik ke depan. Masuknya Ludovic Giuly membuat serangan Roma lebih tajam. Baru bermain semenit, atau menit ke-60, Giuly melalui terobosannya di sayap kanan membuat pertahanan MU lintang-pukang. Selang dua menit peluang bagus Vucinic melalui sundulan meneruskan sepak pojok David Pizarro berhasil diselamatkan gemilang Edwin van der Sar.

MU menghadapi tekanan tapi justru menggandakan keunggulan di menit ke-66. Kurang sempurnanya Doni menangkap umpan sundulan Park Ji-Sung yang meneruskan umpan jauh diagonal Wes Brown, dituntaskan Rooney dengan mudahnya. Unggul dua gol kepercayaan MU jadi tinggi. Menit ke-68 tembakan Ronaldo yang sebelumnya melakupan pentrasi di sisi kiri membentur tiang gawang sebelah kanan. Peluang juga dimiliki Michael carrick pada menit ke-71.

Roma kebalikannya, bermain serba salah dan bisa dikatakan kehabisan akal di lapangan. Sebelum wasit Franck De Bleeckere (Belgia) meniup peluit panjang, Ronaldo sempat mengancam melalui tendangan voli yang melesat di atas mistar. Hasil kemenangan tersebut sangat besar artinya. MU memiliki kans besar menuju babak semifinal karena pada leg kedua pekan depan nanti akan bermain di Old Trafford.

Susunan pemain:
Roma: Doni; Cassetti, Mexes (kk), Panucci, Tonetto (Cicinho 69); De Rossi, Aquilani (Esposito 76), Taddei (Giuly 59), Pizarro (kk), Mancini; Vucinic.
Man Utd: Van der Sar; Brown, Ferdinand, Vidic (O'Shea 34), Evra, Carrick, Scholes, Anderson (kk) (Hargreaves 55), Ronaldo, Park; Rooney (Tevez 84).