Wednesday, May 21, 2008

Dramatis, MU Juara


Dramatis. Pertandingan final Liga Champions musim 2007-08 yang berlangsung di Luzhniki Stadium, Moskow, Rabu, 21 Mei 2008, bakal dikenang tiga pemain sepanjang karirnya: Cristiano Ronaldo, John Terry, dan Nicolas Anelka. Ketiga pemain itulah yang gagal mengeksekusi tendangan penalti.

Kejelian Edwin van der Sar membaca arah bola yang dilepaskan Anelka membuat Manchester United—untuk kali ketiga sepanjang sejarah klub—menjadi kampiun di Eropa setelah unggul 6-5 atas lawannya Chelsea dalam adu penalti. Sebelumnya, dalam waktu normal 90 menit plus perpanjangan waktu 30 menit, kedua tim elite premiership ini bermain imbang 1-1 (1-1). Dua gol yang terjadi di waktu normal masing-masing tercipta lewat sundulan Ronaldo di menit ke-26 yang kemudian dibalas sepakan Frank Lampard di menit akhir babak pertama.

Sejak kick-off dibunyikan wasit Lubos Michel, kedua tim langsung memainkan tempo tinggi. Sayang, para pemain kedua tim terlalu terburu-buru. Dalam lima menit pertama, hanya tercatat satu tendangan yang dilepaskan Owen Hargreaves ke arah gawang Petr Cech. Boleh dibilang dalam 10 menit pertama, kedua tim sama-sama kesulitan menembus pertahanan lawan.

Pertandingan mulai menarik seiring dengan memanasnya atmosfer pertandingan. Dimulai dari aksi Ronaldo di menit ke-15 yang mampu melewati kawalan Michael Essien. Sayang, umpan silangnya terlalu deras untuk disambut Carlos Tevez.
Ketika jarum jam menunjukkan angka 20 menit, terjadi insiden tabrakan di udara antara Paul Scholes dan Claude Makelele. Karena dianggap menyikut lawan, meski hidungnya berdarah, Scholes menjadi pemain pertama yang diganjar kartu.

Enam menit kemudian, 20 ribu lebih fans MU bersorak kegirangan melihat gawang Cech bergetar oleh sundulan Ronaldo memanfaatkan umpan silang Wes Brown yang terlebih dahulu melakukan kerja sama apik satu-dua dengan Scholes di sisi kiri pertahanan Chelsea. 1-0 untuk MU. Gol kedelapan Ronaldo dalam 11 partai Liga Champions ini mirip dengan apa yang dilakukannya tatkala menjebol gawang AS Roma di babak perempat final di Olimpico, 1 April lalu.

Chelsea mencoba membalas lewat upaya Didier Drogba di menit ke-33 yang berhasil membuat kemelut di depan gawang Van der Sar. Di bawah tekanan Michael Ballack, Ferdinand berhasil menghalau bola. Berawal dari tendangan penjuru yang diambil Frank Lampard, MU melancarkan serangan balik yang sangat cepat lewat trisula mautnya, Rooney-Ronaldo-Tevez.

Dari daerah sendiri mendapat bola liar, Rooney mengirimkan umpan panjang ke sektor kanan pertahanan The Blues. Bola berhasil dikuasai Ronaldo yang dengan serta merta mengirimkan umpan silang ke kotak penalti yang dapat disundul Tevez. Sayang, Cech mampu membloknya. Bola rebound mampir di kaki Michael Carrick. Untuk kali kedua Cech berhasil melakukan penyelamatan yang membuat Chelsea terhindar dari ketinggalan dua gol.

Kedua belah pihak kian gencar menekan pertahanan lawan di lima menit terakhir babak pertama. Di menit ke-42, crossing Rooney terlambat diantisipasi Tevez. Dua menit kemudian, peluang Chelsea lewat tendangan bebas terbuang percuma. Sepakan Ballack melambung tinggi. Ketika publik mengira jeda bakal tiba, Lampard berhasil menjebol gawang Van der Sar. Gol balasan ini bermula dari bola liar di lapangan tengah yang mampir di kaki Essien. Secara spekulatif Essien mencoba menendang ke arah gawang. Bola membentur badan Nemanja Vidic dan Ferdinand. Bola rebound dicocor Lampard tanpa dapat dihalau Van der Sar yang terlebih dahulu mati langkah. Skor 1-1 bertahan sampai turun minum.

Memasuki babak kedua, MU mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu. Crossing yang dilepaskan Patrice Evra, sebenarnya berpotensi membahayakan gawang MU, sayang umpan tersebut terlalu tinggi sehingga tak mampu dicapai Tevez. Chelsea langsung membalas semenit kemudian. Sayang tembakan yang dilepaskan Essien masih melambung di atas mistar gawang.

15 menit babak kedua berjalan, Chelsea nampak begitu mendominasi permainan. Walau demikian mereka masih belum mampu menembus rapatnya pertahanan MU. Akhirnya peluang emas didapat kubu Chelsea di menit ke-78. Tembakan spekulasi Drogba mengejutkan Van der Sar. Namun peluang tersebut kembali mentah sebab bola membentur mistar gawang.

MU kembali memperoleh peluang di menit ke-81 melalui tembakan Tevez. Sayangnya, meski berhasil mengecoh Petr Cech, bola tersebut masih melebar. Tiga menit sebelum waktu normal usai, Sir Alex ferguson memasukkan Ryan Giggs menggantikan Rooney. Masuknya Giggs sekaligus membuat ia mampu memecahkan rekor penampilan terbanyak MU yang selama ini dipegang oleh Bobby Charlton.

Di babak perpanjangan waktu, Chelsea memperoleh peluang terlebih dahulu. Namun, tembakan Lampard di menit ke-98, masih membentur mistar gawang. Tidak mau tertinggal, MU pun memperoleh peluang berbahaya. Chelsea bersyukur memiliki Cech, tembakan Giggs berhasil ditahan olehnya.

Di menit ke-115, perkelahian hampir tersulut di lapangan. Diawali perseteruan Tevez, Vidic, dan Drogba, ketiga pemain tersebut terlibat perang mulut. Namun Drogba terpancing. Ia pun melakukan tamparan kecil pada Vidic. Atas ulahnya tersebut, Drogba harus membayarnya dengan selembar kartu merah.

Pada akhir perpanjangan waktu, kedua tim gagal menambah jumlah gol, maka penentuan pemenang pun harus dilakukan lewat adu penalti. Chelsea sempat berada di atas angin saat Cristiano Ronaldo gagal menunaikan tugasnya. Namun keadaan kembali imbang karena eksekusi John Terry melebar. MU akhirnya juara karena sepakan Nicolas Anelka dapat diblok dengan tepat oleh Van der Sar.

Adu penalti: MU: 6, Chelsea:5
Tevez (gol); Ballack (gol);
Carrick (gol); Belletti (gol);
Ronaldo (gagal); Lampard (gol);
Hargreaves (gol); Cole (gol);
Nani (gol); Terry (gagal);
Anderson (gol); Kalou (gol);
Giggs (gol); Anelka (gagal)

Susunan Pemain:
MU:
Van der Sar, Brown (Anderson), Ferdinand (KK), Vidic (KK), Evra, Hargreaves, Scholes (KK, Giggs), Carrick, Ronaldo, Tevez (KK), Rooney (Nani).
Chelsea:
Cech, Essien (KK), Carvalho (KK), Terry, A-Cole, Ballack (KK), Makelele (KK, Belletti), Lampard, J-Cole (Anelka), Malouda (Kalou), Drogba (KM).
Wasit: Lubos Michel

Tuesday, May 13, 2008

Fabiano Muncul Dalam Radar MU


Untuk mempertahankan dominasinya di percaturan sepakbola Inggris, juara Liga Premier musim ini, Manchester United, berencana menambah kekuatan skuadnya di bursa transfer musim panas 2008. Keinginan manajer tim, Sir Alex Ferguson, diamini Chief Executive Klub, David Gill (Baca: Jaminan Dana Segar Untuk Ferguson).

Yang menjadi prioritas bagi Ferguson adalah kebutuhan tim akan hadirnya seorang penyerang baru yang jempolan. Dalam arti tingkat produktivitasnya tinggi yang dapat menopang trisula maut, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez.

Menyimak kinerja MU di musim ini, sangat kentara jika keberhasilan MU mendominasi premiership sangat banyak ditentukan keberhasilan trisula maut itu dalam menjebol gawang lawan. Dari 80 gol yang dicetak MU dalam 38 partai (rata-rata 2,1 gol dalam setiap pertandingan), 57 gol di antaranya (71,25 persen) dihasilkan dari Ronaldo (31 gol), Tevez (14), dan Rooney (12). Sementara, striker ketiga MU, Louis Saha hanya mampu mencetak lima (5) gol.

Seperti yang dilansir The Times Online, Ferguson sudah kapok dengan melempemnya kinerja Saha, 29 tahun. Karenanya, jauh-jauh hari Ferguson telah memberikan sinyal untuk mendekati sejumlah goal-getter yang telah terbukti manjur di depan gawang lawan dalam persepakbolaan Eropa. Misalnya, striker Tottenham Hotspur, Dimitar Berbatov, dan penyerang Ajax Amsterdam, Klaas-Jan Huntelaar.

Namun, kabar terakhir yang berembus dari Old Trafford, ada nama baru yang muncul dalam radar MU, penyerang andalan Sevilla di musim ini, Luis Fabiano. Dari 37 games La Liga yang telah dilalui, Fabiano mampu mencetak 24 gol, terpaut dua gol dari top skorer sementara, striker Real Mallorca, Daniel Guiza.

Semula, MU tidak berpikir untuk mendekati Fabiano. Namun, lewat pihak ketiga, MU mendapat informasi bahwasanya Fabiano bisa diboyong dari Ramon Sanchez Pizjuan. Karena itu, para pemandu bakat MU—di bawah pimpinan Martin Ferguson, Ketua Tim Pemandu Bakat MU, Jim Lawlor, dan first-team coach, Mike Phelan—dengan seksama mengamati sepak terjang Fabiano dalam beberapa pekan terakhir.

Diyakini, langkah ketertarikan MU bakal mendapat rintangan dari kubu Sevilla. Namun, agen Fabiano meyakinkan kubu MU bahwasanya kliennya bisa dibeli dengan harga ‘diskon’, hanya sebesar 8,6 juta pound atau sekitar Rp 155 miliar (Baca: Bandrol Fabiano Hanya 11 Juta Euro?). Sevilla sendiri ngotot jika bandrol Fabiano mencapai kitaran 46,8 juta pound (Rp 890 miliar) sesuai dengan klausul buy-out dalam kontraknya.

Andaikata Fabiano dapat diboyong dengan bandrol korting dipastikan MU bakal bergerak menyodorkan penawaran. Sebaliknya, jika tarif Fabiano terlalu mahal, Ferguson mencoba untuk mendekati Berbatov. Namun, The Times Online mengklaim, soal Berbatov, Ferguson ragu-ragu dengan unjuk kerja dan kemampuan Berbatov di saat bertanding melawan tim-tim elite.

Selain tambahan seorang striker, prioritas lainnya bagi MU (baca: Ferguson) adalah mencari seorang bek serbabisa untuk menggantikan peran Gary Neville dan Gerard Pique yang diketahui berminat untuk bergabung ke Barcelona. MU pun tertarik dengan full back Bayern Muenchen, Philipp Lahm dan defender Manchester City, Micah Richards.

Namun, menurut The Sun, MU diyakini berusaha mendekati rekan Fabiano di Sevilla, Daniel Alves, pemain yang nyaris menjadi milik Chelsea di bursa transfer musim panas lalu. Untuk memboyong Fabiano dan Alves, MU bersedia mengeluarkan dana tunai sekitar 30 juta pound. Langkah MU melirik Alves diduga karena MU ingin membalas “kekalahannya” dari The Blues terkait target awal MU: bek FC Porto, Jose Bosingwa, yang kini resmi menjadi punggawa Avram Grant.

Setelah striker dan bek, prioritas lain yang bakal dilakukan Ferguson adalah mengikat bek kiri asal Prancis, Patrice Evra dan mempermanenkan status Tevez. Lalu, mencomot duet Wigan Athletic, Wilson Palacios dan Luis Antonio Valencia plus gelandang Sporting Lisbon, Miguel Veloso.

Monday, May 12, 2008

Empat Partai Penentu Keberhasilan MU


Kemenangan 2-0 (1-0) atas tuan rumah Wigan Athletic di JJB Stadium, Minggu, 11 Mei, kemarin, memastikan Manchester United meraih gelar juara premiership untuk ke-17 kalinya sepanjang sejarah klub. Hasil manis ini pun menjadi catatan tersendiri bagi manajer tim, Sir Alex Ferguson. Sejak menukangi The Red Devils pada 1986, gelar kali ini merupakan trofi kesepuluh bagi manajer berusia 66 tahun itu.

Melihat kembali perjalanan MU di sepanjang musim ini, harian The Sun melansir empat partai krusial yang sangat vital artinya bagi keberhasilan The Red Devils menyingkirkan tiga tim elite Liga Premier lainnya, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool.

Pertama, ketika MU menjamu Chelsea di Old Trafford, 23 September 2007. Inilah pertandingan pertama premiership bagi manajer The Blues, Avram Grant, yang beberapa hari sebelumnya mengambil tongkat kepelatihan tim dari Jose Mourinho. Partai dimenangkan MU dengan skor 2-0 (1-0).

Dikeluarkannya John Obi Mikel oleh wasit Mike Dean di menit ke-32 babak pertama membuat Ryan Giggs dkk leluasa mendikte jalannya pertandingan. Dua gol kemenangan MU dicetak Carlos Tevez di injury time babak pertama dan gol penalti Louis Saha di akhir babak kedua. Kemenangan yang membuat anak-anak Ferguson kian percaya diri.

Kedua, kemenangan tipis 1-0 yang diraih skuad Ferguson saat bertandang ke Anfield Stadium, markasnya Liverpool, 16 Desember 2007. Gol semata wayang Tevez dua menit menjelang jeda tiba membuat rekor The Reds di kandang sendiri tumbang. Tiga poin yang dipetik MU membuat jaraknya dengan pasukan Rafael Benitez menjadi sembilan poin.

Secara efektif, bisa dibilang, sejak saat itu peluang Liverpool pupus. Pertandingan ini juga sebagai ajang demonstrasi MU kepada publik bahwasanya lini pertahanan mereka sangat solid. Sampai partai vs Liverpool atau pekan ke-17, MU baru kebobolan enam gol!

Ketiga, kesuksesan Paul Scholes dkk untuk membalikkan keadaan saat laga menjamu Arsenal, 13 April 2008. Setelah tertinggal lewat gol Emmanuel Adebayor tiga menit setelah kick-off babak kedua dimulai, MU membalas dan berbalik unggul 2-1 (0-0) lewat dua gol dari kaki Cristiano Ronaldo via titik putih penalti di menit ke-54 dan tendangan bebas spektakuler Owen Hargreaves di menit ke-72. Hasil pertandingan yang praktis menutup peluang The Gunners. Seusai laga tersebut manajer Arsene Wenger menyalami seterunya Ferguson.

Partai keempat yang boleh jadi merupakan titik penentu keberhasilan MU adalah ketika mereka bertandang ke Ewood Park, markasnya Blackburn Rovers—tim yang kerap menjadi batu kerikil bagi MU dalam satu dekade terakhir—19 April. Setelah tertinggal 0-1 di babak pertama, MU berhasil mencuri satu poin penting untuk mengamankan posisinya dari kejaran Chelsea, lewat gol balasan Tevez dua menit sebelum laga usai.

Alhasil, dengan tiga partai tersisa, MU yang harus berkunjung ke Chelsea, 26 April, masih unggul tiga angka dari rival terberatnya itu. Terbukti, satu poin penting di Ewood Park itu begitu vital artinya seiring dengan kekalahan 1-2 yang diderita MU di Stamford Bridge.

Jaminan Dana Segar Untuk Ferguson


Manchester United baru saja menasbihkan diri sebagai jawara Premiership dua hari yang lalu. Pekan depan (21/05), mereka masih akan bertemu dengan Chelsea di final Liga Champions. Meski perjuangan musim ini belum berakhir, namun Sir Alex Ferguson sudah boleh tersenyum lebar lantaran ia diberi jaminan dana besar untuk belanja pemain musim depan.

Kepastian ini keluar dari mulut Chief Executive MU, David Gill. Ia menjanjikan dana yang dibutuhkan Sir Alex akan tersedia pada musim panas ini, demi terwujudnya salah satu target besar MU, menyamai--atau bahkan melampui--raihan 18 kali gelar juara liga milik Liverpool.

“Seperti klub lain, kamu menaksir apa yang berjalan baik, apa yang tidak, dan di mana merasa bahwa kamu dapat melakukan pengembangan. Alex tidak pernah membiarkan kami beristirahat dalam kejayaan. Tidak terbantahkan lagi bahwa ini adalah liga terbaik di dunia, maka jika ingin terus berada di atas, kami harus memerhatikan skuad kami dan mengembangkannya,” tutur Gill pada MUTV.

MU sendiri nampaknya akan ditinggal beberapa pemainnya. Tercatat nama-nama seperti Louis Saha (Baca: Demi Valencia, MU Sodorkan Saha) dan Mikael Silvestre diyakini akan meninggalkan Old Trafford musim depan. Selain itu pemain yang selama ini lebih banyak dipinjamkan ke klub lain seperti John O’Shea serta Gerard Pique juga akan hengkang demi kesempatan bermain yang lebih banyak.

“Tim ini menjadi juara pada tahun lalu, maka bagaimana kamu akan mengembangkannya? Namun inilah yang kami coba lakukan. Kami perlu untuk meyakinkan bahwa kami tidak berdiri di posisi yang sama, serta mampu mengidentifikasi pemain-pemain yang membuat perbedaan dengan seleksi ketat dalam dua atau tiga tahun terakhir,” sambung Gill.

Awal musim lalu, MU banyak menggelontorkan dana demi mendapatkan pemain-pemain yang diperlukan. Hebatnya, semua pembelian tersebut tidak sia-sia. Semua pemain yang didatangkan, mampu beradaptasi dengan cepat dan memberikan kejayaan bagi The Red Devils. Gill berkata “Ketika kami mengeluarkan banyak dana untuk pembelian musim lalu, sangat fantastis melihat mereka (para pemain baru) datang dan berbuat yang terbaik. Itu menunjukkan bagaimana klub ini. Semua bintang besar mampu berintegrasi dengan cepat, membuat mereka semua merasa disambut, dan melakukan hal-hal hebat di lapangan.”

Sayangnya, MU telah kalah satu langkah dalam perebutan pemain barunya dari Chelsea. Salah satu pemain incaran mereka, Jose Bosingwa, telah memastikan diri berbaju The Blues musim depan (Baca: Bosingwa Jadi ke Chelsea).

Sunday, May 11, 2008

MU Juara Lagi


Manchester United membuktikan diri pantas meraih gelar juara premiership di musim 2007-08. Di laga pamungkas kompetisi yang sangat menentukan, skuad Sir Alex Ferguson, yang awalnya tampil canggung dan terkesan bermain dengan penuh beban, akhirnya berhasil mengatasi perlawanan Wigan Athletic 2-0 (1-0) di JJB Stadium, Minggu, 11 Mei.

Dua gol kemenangan MU dicetak bintang mudanya asal Portugal, Cristiano Ronaldo dari titik putih penalti di menit ke-33 babak pertama dan sontekan Ryan Giggs 10 menit sebelum pertandingan usai. Keberhasilan meraih tiga poin itu menjamin posisi puncak klasemen akhir ditempati MU apapun hasil pertandingan antara rival MU, Chelsea versus Bolton Wanderers. Laga di Stamford Bridge itu berakhir dengan hasil imbang 1-1 (0-0). The Blues yang unggul terlebih dahulu lewat striker pengganti Andriy Shevchhenko harus puas dengan tambahan satu poin setelah di injury time Matthew Taylor menyamakan kedudukan.

Di JJB Stadium, di 20 menit pertama, tim tamu tampil rada gugup. Alhasil, trisula maut MU, Wayne Rooney, Carlos Tevez, dan Ronaldo gagal mengancam gawang Chris Kirkland. Baru di pertengahan babak MU mengancam lewat tendangan bebas Ronaldo yang masih diselamatkan Kirkland. MU akhirnya bisa bernafas lega di menit ke-33 ketika wasit Steve Bennett menilai Emmerson Boyce melanggar Rooney di kotak 16 meter. Eksekusi Ronaldo mulus dan mengelabui Kirkland. Skor 1-0 untuk MU bertahan sampai jeda.

Di babak kedua, tendangan bebas Ronaldo di menit ke-49 kembali berhasil digagalkan Kirkland. Empat menit kemudian, MU punya peluang mendapat hadiah penalti kali kedua ketika akselerasi Paul Scholes dilanggar Titus Bramble. Namun, Bennett tak menganggapnya sebagai satu pelanggaran. Kirkland kembali melakukan save dengan menepis tembakan Rooney. Sementara, sundulan Emile Heskey hanya mendarat di atas jala gawang Edwin Van der Sar.

Gagal menambah gol, Ferguson memasukkan Owen Hargreaves dan Giggs. Penampilan ke-758 bagi Giggs yang menyamai rekor legenda MU, Sir Bobby Charlton. Masuknya dua tenaga segar membuat serangan MU lebih tajam. Lewat sodoran cantik dari Rooney, Giggs berhasil mengamankan keunggulan MU di menit ke-80. Tembakan mendatarnya tak mampu ditepis Kirkland. 2-0 untuk MU. Upaya Wigan untuk memperkecil ketinggalan gagal seiring dengan kokohnya lini belakang MU yang kembali digalang duet Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Susunan Pemain:
Wigan:
Kirkland, Boyce, Bramble, Scharner, Figueroa, Brown (King), Koumas, Valencia (KK), Palacios (KK), Bent (Sibierski), Heskey (KK).
MU:
Van der Sar, Brown, Ferdinand, Vidic, Evra, Carrick, Scholes (KK, Hargreaves), Park Ji-Sung (Giggs), Ronaldo, Rooney (KK), Tevez.
Wasit: Steve Bennett

Sementara itu, karir Sven-Goran Eriksson bersama Manchester City hampir dipastikan telah berakhir. Berkunjung ke Riverside Stadium, markasnya Middlebsrough, The Citizens mendapat pukulan hebat, dihancurkan tuan rumah dengan skor yang sangat menyolok 1-8 (0-2). Kekalahan terbesar bagi Man City dan Eriksson sepanjang musim ini.

Kekalahan tim tamu lebih banyak disebabkan dikeluarkannya kapten tim Richard Dunne oleh wasit Phil Dowd di menit ke-15 karena dianggap melakukan professional foul terhadap striker The Boro, Tuncay Sanli di kotak 16 meter. Eksekusi penalti yang dilakukan Stewart Downing mulus. 1-0 untuk The Boro. Sejak saat itu pasukan Gareth Southgate mutlak mendominasi jalannya pertandingan.

Hasilnya, penyerang anyar mereka, Afonso Alves mencetak hat-trick di menit ke-37 babak pertama dan di menit ke-70 plus menit ke-90 babak kedua. Lima gol lainnya bagi tuan rumah dicetak Downing di menit ke-58, Adam Johnson di menit ke-70, Fabio Rochemback di menit ke-80, dan Jeremie Aliadiere di menit ke-85. Satu-satunya gol hiburan bagi City dicetak Elano Blumer tiga menit sebelum gol ketiga Alves.

Berikut hasil lengkap pertandingan premiership di pekan terakhir (ke-38), Minggu, 11 Mei 2008.
Birmingham City vs Blackburn Rovers 4-1
Chelsea vs Bolton Wanderers 1-1
Derby County vs Reading 0-4
Portsmouth vs Fulham 0-1
Sunderland vs Arsenal 0-1
Tottenham Hotspur vs Liverpool 0-2
West Ham United vs Aston Villa 2-2
Wigan Athletic vs Manchester United 0-2
Middlesbrough vs Manchester City 8-1
Everton vs Newcastle United 3-1